Selasa, 14 September 2010

Tersesat

Naik mtor sendiri bgini emang ada enak juga ada ga' enaknya. Tp mau bgaimana lagi. Bapak memintaku mengantar uang buat paman yg baru pindah kedesa lain. Sbuah desa yg aku sendiri belum tau dimana. Berbekal keyakinan sering jalan2 keliling kecamatan. Krn aku seorg penyuluh desa, aku yakin bs menemukan alamat disecarik kertas yg diberikan ayahku.

"desa lembayung sunyi" indah sekali nama desa itu. Tak jauh dr desa pinang baris. Jalanan yg kulalui menyajikan pemandangan yg menyejukkan mata. Sawah, kebun jagung dg buah muda yg menggiurkan. Bikin kangen pada jagung bakar mentega pak ngah bakar didesaku.
Sengaja aku melaju hanya dgn kcepatan 40 km/jam. Bkn melaju, tp santai lbih tepatnya. Disana kulihat ada warung2 kecil yg bnyak pemuda2 dan bpk 2 sedang main domino.
Warung yg berdiri ditengah2 kebun semangka.
Aku terlena dg keindahan ini, hngga sdikit lupa kalo aq mesti mencari alamat pamanku itu dlu.

Sampai disebuah desa yg bnyak rumput gajahnya, hujan turun rintik2. Aku cuek aja dan terus melanjutkan perjalanan. Awan hitam nampak semakin dekat. Dari balik helm aku merasa awan itu hendak menghimpit kpalaku dan membuat sakit leherku.
"ada-ada saja" gumamku sembri mengenyahkan pikirin aneh yg tiba2 muncul. Entah mengapa aku brfikir klo awan itu mengikutiku dan hendah turun menghimpitku laksana stempel raksasa. Wiiii. . .

"tes tes tes"
tetesan air menabrak kras helmku
"werr. ." jutaan jarum berebut ruang dengar untuk mengalunkan iramanya. Irama hujan deras. Basah kuyup. Hingga ke dalem2.he. .he. .

Tp aq blum bs berhenti. Krn perkiraanku ini sudah . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar